Rabu, 30 Oktober 2013

Review Harga Ayam Kampung Q3 2013

Sesuai perkiraan kami, kuartal ke-3 tahun ini menjadi puncak harga ayam kampung. Hampir selama 4 bulan, mulai akhir Juni sampai Oktober harga bertengger di kisaran Rp 29.000/kg sampai Rp 35.000/kg pada saat idul fitri. 
Memasuki musim peghujan akhir Oktober, harga mulai melandai. Harga tercatat dalam pekan ini di Rp 25.000/kg sampai Rp 27.000/kg.
Sampai akhir tahun diperkirakan pasokan ayam masih relatif terlambat. Harga ransum juga masih relatif mahal. 

Senin, 15 Juli 2013

Harga Ayam Kampung 2013 Pecahkan Rekor

Tahun 2013 benar2 menjadi tahun keberuntungan bagi peternak ayam kampung. Bagaimana tidak, sudah hampir 3 pekan (akhir Juni) harga kampung memecahkan rekor sejak 2009 berada di level Rp 29.000/kg - Rp 30.000/kg, berdasarkan info harga di daerah karesidenan Kediri dan Madiun. Panen pun masih langka, sebagian besar sudah merupakan pesanan rumah makan/warung ayam goreng.

Diperkirakan puncak tertinggi pada H-4 sampai Idul Fitri diatas Rp 30.000/kg. Kemudian berangsur2 melandai di kisaran Rp 27.000/kg. Kemungkinan besar harga masih stabil baik sampai bulan Oktober.

Di lain pihak, banyak kasus outbreak Gumboro yang sangat merugikan peternak dengan kesakitan mencapai 100% dan kematian mencapai 50%. Sebagai bahan pertimbangan, apabila daerah ternak tidak pernah terkena virus Gumboro ada baiknya tidak perlu di vaksin Gumboro. Info lebih lanjut bisa dilihat disini.

Penyakit Gumboro dan Penanganannya

Seperti diketahui untuk menggapai performa optimal, kesehatan ayam harus terjaga prima. Oleh karena itu, menjaga kesehatan ayam dari serangan penyakit adalah hal yang mutlak. Tugas tersebut tidaklah selalu mudah karena seiring dengan waktu, masing-masing penyakit juga mengembangkan cara sendiri untuk menembus pertahanan yang dibuat peternak. Hal ini diperlihatkan dari beberapa penyakit yang masih tetap eksis di Indonesia, salah satunya ialah Gumboro.

Gumboro (infectious bursal disease/IBD), penyakit yang muncul pertama kali di daerah Dellaware (Amerika Serikat) di tahun 1957 ini, masih tetap ada hingga kini di Indonesia. Seluruh tipe ayam mulai dari pedaging, petelur, pembibit, pejantan dan juga buras rentan terhadap Gumboro.

Menelusuri catatan penyakit di Indonesia, kita akan menemukan bahwa Gumboro sempat menyebabkanoutbreak di tahun 1991. Adalah strain very virulent infectious bursal disease (vvIBD) yang menyebabkan outbreaktersebut. Virus ini juga menyebabkan outbreak Gumboro di Eropa tahun 1987. Pada outbreak di Indonesia, tingkat kesakitan mencapai 100% sedangkan tingkat kematian hingga 30% pada pedaging dan 60% pada petelur (Ignatovic et al., 2003)

Semenjak itu, kejadiannya berlangsung sporadik (tidak teratur dan tersebar) di Indonesia hingga sekarang. Data Technical Service Medion memperlihatkan bahwa Gumboro selalu berada di 10 besar penyakit selama 2006-2009 baik di ayam pedaging maupun petelur. Hal ini mengindikasikan penyakit ini masih tetap mengintai di sekitar kita.

Kenali Penyebab Gumboro

Penyakit ini disebabkan oleh virus IBD yang berasal dari famili (keluarga) virus Birnaviridae dan genusAvibirnavirus. Virus ini memiliki dua serotype yaitu I dan II. Hanya serotype I yang patogenik (menimbulkan sakit) pada ayam. Serotype II menyerang kalkun dan tidak patogenik pada ayam.


Virus Gumboro dengan mikroskop elektron
(Sumber : www.answers.com)

Struktur virus ini tidak beramplop, berbentuk simetris ikosahedral dan berisi dua utas rantai RNA (Ribonucleic Acid) (en.wikipedia.org). Dikarenakan tidak beramplop, virus ini memiliki kelebihan yaitu lebih stabil terhadap perubahan di lingkungan. Virus Gumboro tetap stabil dalam rentang pH yang luas (2-8), terpapar enzim proteolitik di usus seperti tripsin dan panas (60oC selama 30 menit tetap infektif) (MacLachlan dan Stott, 2004).MacLachlan dan Stott (2004) juga menyatakan bahwa virus IBD masih bisa ditemukan di kandang yang telah dipanen lebih dari 100 hari (tanpa didesinfeksi). Juga tahan terhadap sebagian besar golongan desinfektan kecuali Formades, Desinsep, Sporades, Antisep dan Neo Antisep.

Kamis, 25 April 2013

Persiapan Ayam Kampung Untuk Lebaran Aman

Peternakan ayam kampung kembali bersemangat. Setelah awal tahun terkena banyak problema khususnya kasus flu burung (AI) jenis baru, kini peternak ayam kampung kembali berseri. 

Bagaimana tidak, HPP per kg ayam kampung per hari ini di Rp 18.600/kg. Sudah sejak Maret harga panen ayam kampung Rp 25.000/kg dan April per hari ini 25/4 harga sudah menyentuh Rp 27.000/kg. Harga dapat dipastikan tidak akan kurang dari Rp 25.000/kg sampai Agustus.

Ternyata ada sedikit manis dibalik pahitnya kasus flu burung kemarin. Januari-Februari populasi ayam kampung berkurang drastis. Dari berbagai sumber internal kami, di Jawa Timur sendiri beberapa penetas DOC ayam kampung mengurangi 50%-70% produksinya pasca kasus flu burung. Hal ini menyebabkan langkanya ayam kampung pada bulan Maret dan April.  

"Jangankan ukuran 9 ons, ukurang 7 ons saja sudah dipanen karena langkanya barang" ujar salah satu pedagang ayam kampung di kota Kediri. Kini harga pakan sudah relatif lebih terjangkau. Harga starter butiran di pasaran Rp 5.400/kg - 5.600/kg, harga dedak Rp 2000/kg. Peternak semangat lagi.

Senin, 28 Januari 2013

Bibit Berkualitas Bebas AI


Kasus kematian ratusan ribu itik baru-baru ini di daerah Jawa membuat galau peternak itik dan peternak unggas lainnya. Diduga sebagian besar kematian itik-itik ini disebabkan oleh virus AI (Avian Influenza) subtipe H5N1 clade 2.3.2 . 

Hal ini disampaikan oleh staf Virologi Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta. Mewabahnya penyakit AI pada itik sejak pertengahan November sangat mempengaruhi produksi telur bebek dan daging bebek. Kemunculan virus baru menjadi tantangan yang lebih berat bagi peternak itik komersial yang berkembang pesat seiring maraknya kuliner itik. 

Mewabahnya virus flu burung itik membawa dampak juga terhadap peternak ayam kampung. Beberapa peternak bahkan enggan untuk memelihara ayam kampung dengan dalih takut ternak mereka terkena virus flu burung. 

"Tepatnya tanggal 21 Desember kemarin pihak karantina Surabaya mulai  memperketat arus keluar masuk bibit. Sebagaian daerah malah sudah menutup rapat lalulintas bibit."

SUMBER REJEKI FARM mengambil inisiatif untuk terus menjaga kualitas bibit kami. Salah satunya melakukan uji titer AI dan uji PCR AI untuk menjamin bahwa farm kami bebas dari AI. Hasil test titer AI yang dilakukan oleh Dinas Peternak Kediri dan  hasil test PCR yang dilakukan oleh Balai Besar Karantina Surabaya menyatakan AMAN

Dengan diterbitkannya surat tersebut semoga dapat meyakinkan peternak dan mitra untuk tidak kuatir kesulitan mendapatkan bibit yang sehat.

Sanitasi/biosekuriti dan vaksinasi yang bagus merupakan kunci utama untuk peternak untuk terhindar dari wabah flu burung.

Review Harga Ayam Kampung Q4 2012

Kuartal akhir tahun 2012 dalam peternakan ayam kampung tidak menunjukkan banyak perubahan. Harga masih berkisar di Rp 22.000/kg - Rp 23.000/kg di level peternak (Kediri).

Sepanjang Oktober s/d Desember 2012 gairah peternak semakin menurun. Hal ini dikarenakan banyaknya tantangan yang harus dihadapi peternak, diantaranya :

  1. Harga panen yang tidak kunjung naik, hal ini diperburuk karena memasuki musin penghujan.
  2. Harga pakan yang terus naik Rp 5400/kg - 6200/kg menyebabkan tingginya biaya pemeliharaan.
  3. Musim penghujan yang ekstrim menyebabkan munculnya banyak penyakit (khususnya CRD dan E.COLI)
  4. Isu flu burung (AI) di akhir Desember menyebabkan beberapa peternak mengurungkan niatnya untuk chick-in.

Pasokan Jagung Turun, Harga Pakan Digoyang

Suplai jagung dunia dan nasionalt erus turun hingga akhir tahun, harga pakan diprediksi naik lagi

Memasuki Agustus 2012, kabar tidak sedap terkait kenaikkan harga pakan unggas kian santer. Informasi rencana kenaikan harga ini sudah menyebar di kalangan peternak. Jajang peternak broiler (ayam pedaging) asal Bandung Jawa Barat, mendapat informasi bahwa harga pakan broiler di Agustus akan naik Rp 250 per kg atau bisa sampai Rp 6.350 per kg. Sebelumnya di Juni sudah naik Rp 150 per kg dan Juli Rp 200 per kg. “Jika sampai benar-benar naik, ini berarti yang ke tiga kalinya tahun ini. Otomatis, harga pokok produksi kita pun pasti naik lagi,” sesal Jajang. 
 Hal yang sama diperkirakan terjadi terjadi pada pakan layer (ayam petelur). Sentot Wibowo, peternak layer asal Brebes Jawa Tengah mendapat informasi bahwa untuk pakan jadi akan naik Rp 250 per kg dan untuk konsentrat akan naik Rp 400 per kg. Sebelumnya pun kenaikan harga pakan layer sudah terjadi sebesar Rp 350 per kg. “Informasi rencana kenaikan harga ini diperoleh dari para technical service,” katanya. 

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Pakan Indonesia (GPMT) Desianto Budi Utomo mengungkapkan, gunjang-ganjing kenaikan harga pakan dipengaruhi harga bahan baku yaitu jagung dan kedelai sudah naik. Yang paling berpengaruh adalah kenaikan harga jagung karena komposisi penggunaan dalam formulasi pakan 50 – 55 %. 

Ia menjelaskan, faktanya saat ini harga jagung internasional naik menjadi Rp 3.050 - 3.100 per kg. Bila dibandingkan dengan awal Februari lalu, harga jagung ini naik Rp 400 - 600 per kg dari Rp 2.400 per kg. Diperkirakan harga jagung akan merambat naik lagi dalam waktu dekat hingga Rp 4.000 per kg. “Kenaikan harga jagung sampai Rp 600 per kg, bisa berimbas pada kenaikan harga pakan Rp 300 per kg,” jelas Desianto. 

Tahun Baru, Virus AI Clade Baru

Virus H5N1 clade 2.3.2 ditemukan di Indonesia, mematikan ratusan ribu itik. Secara filogenetik dekat dengan virus AI di Hongkong dan Vietnam. Dipastikan bukan hasil mutasi, tetapi introduksi dari luar oleh burung migran atau perdagangan unggas


Pasca berkoordinasi dengan Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjennak Keswan), Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) melakukan inventarisasi kejadian kasus kematian itik akibat infeksi AI (Avian Influenza) yang menggemparkan di akhir 2012 itu.

Hari berikutnya (4/12), Himpuli merilis data kematian itik dari anggotanya di 3 provinsi: Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Angkanya spektakuler. Terhitung 14 November sampai 3 Desember 2012, tercatat 320 ribu ekor itik tewas akibat disatroni virus AI atau flu burung ini.

Menjadi berita menghenyakkan, karena sebelumnya itik dikenal sebatas sebagai carrier (inang pembawa) atau reservoir virus H5N1. Artinya, virus penyebab AI ini berkembang dalam tubuh itik dan disebarkan ke lingkungan tetapi itik tak menunjukkan gejala sakit apalagi mati. Tetapi kini unggas air ini tak sanggup bertahan dan bergelimpangan dihajar ganasnya virus yang banyak ulah ini.

Berita baiknya, kepada Trobos Livestock Ketua Himpuli Ade Zulkarnain menginformasikan, sejak pekan ke-2 Desember 2012 tingkat kematian itik di anggota Himpuli sudah mereda. ”Karena pihak dinas di daerah sudah melakukan berbagai upaya penanggulangan,” jelas Ade.

Lain data Himpuli, lain pula data versi Direktorat Kesehatan Hewan. Direktorat ini merilis data kematian itik sejak September 2012 hingga 27 Desember 2012, terhitung 152.871 ekor. Data ini diperoleh dari 10 provinsi (Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Jogjakarta, Jawa Barat, Banten, Lampung, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Bali) yang dikumpulkan dari 51 kabupaten/kota (lihat tabel). Sebagian besar kasus terjadi pada peternakan itik komersial skala kecil.

Sementara, dalam sebuah konferensi pers di UGM Jogjakarta (26/12) yang pernyataannya dimuat berbagai media nasional, Kepala Seksi Informasi Veteriner dari Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Jogjakarta Putut Djoko Purnomo mengatakan, pihaknya menerima laporan kematian itik secara mendadak di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DI Jogjakarta mencapai 113.700 ekor dalam 4 bulan terakhir.

Virus AI Clade Baru

Ahli virologi yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Widya Asmara yang turut dalam konferensi pers di UGM menyatakan, diduga sebagian besar kematian itik-itik ini disebabkan oleh virus AI subtipe H5N1 clade 2.3.2.1. Ditemukannya virusclade 2.3 ini menunjukkan adanya kelompok baru virus AI di Indonesia, karena yang sebelumnya beredar di tanah air dimasukkan dalam clade 2.1.